ymarkel.com – Museum Wayang Jakarta 2025 berdiri di gedung bersejarah yang awalnya Gereja Lama Belanda (De Oude Hollandsche Kerk) sejak 1640, kini jadi pusat pelestarian budaya wayang. Gedung ini alami berbagai perombakan, dari gereja hingga museum, dengan perjalanan panjang sejak era Belanda hingga Indonesia merdeka. Selain itu, museum ini trending di X dengan 150.000 postingan #MuseumWayang. Oleh karena itu, artikel ini mengulas Museum Wayang Jakarta 2025, sejarah gedung, koleksi, dan daya tariknya.
Sejarah Gedung Museum
Dari Gereja Belanda ke Museum
Gedung dibangun 1640 sebagai De Oude Hollandsche Kerk, direnovasi 1732 jadi De Nieuwe Hollandse Kerk, hancur oleh gempa 1808. Selain itu, tahun 1912 dirombak gaya Neo Renaissance. Akibatnya, gedung jadi ikon arsitektur. Dengan demikian, Museum Wayang Jakarta 2025 punya akar sejarah kuat.
Perjalanan Fungsi Gedung
Tahun 1936 jadi monumen, lalu dibeli Bataviasche Genootschaap 1937, dan 1939 jadi Museum Batavia Lama. Selain itu, saat pendudukan Jepang, museum tak terawat. Oleh karena itu, perjalanan gedung penuh liku.
Transformasi Pasca-Kemerdekaan
Museum Jakarta Lama
Pada 1957, Lembaga Kebudayaan Indonesia kelola gedung sebagai Museum Jakarta Lama, lalu jadi Museum Jakarta pada 1960. Selain itu, 1962 diserahkan ke Pemerintah Jakarta. Akibatnya, gedung alih fungsi berulang. Dengan demikian, Museum Wayang Jakarta 2025 lanjutkan warisan.
Berdirinya Museum Wayang
Ali Sadikin, Wali Kota Jakarta, kagum pada wayang saat Pekan Wayang II 1974, dorong berdirinya Museum Wayang, diresmikan 13 Agustus 1975. Selain itu, elemen gereja lama masih terlihat. Oleh karena itu, gedung jadi simbol budaya.
Koleksi dan Daya Tarik
Koleksi Wayang Nusantara
Museum simpan 6.000 koleksi, termasuk wayang kulit dan golek. Selain itu, ada wayang dari Tiongkok dan India. Akibatnya, pengunjung capai 50.000 per tahun. Dengan demikian, museum tarik wisatawan.
Aktivitas Budaya
Pameran dan pentas wayang diadakan rutin. Selain itu, workshop wayang tarik 60% pengunjung muda. Oleh karena itu, museum hidupkan budaya.
Relevansi di 2025
Tren Wisata Budaya
Museum Wayang Jakarta 2025 dukung tren wisata budaya, naik 20% di Jakarta. Selain itu, tur virtual di X tarik 30.000 views. Akibatnya, minat generasi muda tumbuh. Dengan demikian, museum relevan.
Pelestarian Warisan
Museum latih dalang muda. Selain itu, digitalisasi koleksi jangkau audiens global. Oleh karena itu, warisan wayang terjaga.
Penutup
Museum Wayang Jakarta 2025 simpan sejarah gedung dari gereja Belanda hingga pusat budaya wayang. Koleksi dan pentas tarik wisatawan. Oleh karena itu, kunjungi museum ini untuk nikmati warisan Nusantara. Dengan demikian, 2025 jadi tahun kebangkitan budaya!