Candi Cangkuang, Candi Hindu Unik di Tengah Situ Cangkuang

Candi Cangkuang

ymarkel.comCandi Cangkuang adalah situs sejarah Hindu yang menawan di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sekaligus satu-satunya candi utuh di Tanah Priangan. Terletak di tengah danau Situ Cangkuang, pengunjung harus naik rakit bambu untuk mencapainya, menambah petualangan wisata. Dengan keindahan alam dan nilai budaya, destinasi ini jadi magnet wisata sejarah. Oleh karena itu, artikel ini ulas sejarah, keunikan, dan tips kunjungi candi ini untuk pengalaman tak terlupakan.

Sejarah dan Asal-Usul Candi

Candi ini, diperkirakan dari abad ke-8 Masehi, dibangun pada masa Kerajaan Galuh untuk pemujaan Dewa Siwa. Tim arkeologi Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita temukan situs ini pada 1966, lengkap dengan arca Siwa dan makam Islam Embah Dalem Arief Muhammad di dekatnya. Selain itu, perpaduan Hindu-Islam di lokasi ini tunjukkan transisi budaya di Priangan.

Dengan demikian, Candi Cangkuang jadi bukti sejarah kaya Jawa Barat. Untuk itu, candi ini wajib masuk daftar wisata budaya Anda.

Keunikan Lokasi di Tengah Danau

Berbeda dari candi lain, candi ini berdiri di pulau kecil di tengah Situ Cangkuang, danau seluas 18 hektar dengan panorama perbukitan hijau. Pengunjung lintasi danau dengan rakit bambu selama 5-10 menit, nikmati air jernih dan udara segar. Meski demikian, rakit yang dikelola warga lokal aman dan murah, hanya Rp5.000-10.000 per orang.

Oleh karena itu, lokasi unik ini padukan wisata alam dan sejarah. Dengan demikian, perjalanan ke candi ini jadi petualangan yang tak biasa.

Arsitektur dan Ciri Khas

Candi Cangkuang berukuran 4,5 x 4,5 meter, terbuat dari batu andesit dengan desain sederhana khas Hindu abad ke-8. Bilik utama simpan arca Siwa, simbol spiritualitas, dengan atap piramida berundak ala Jawa Kuno. Selain itu, dekat candi ada Kampung Pulo, desa adat dengan enam rumah tradisional dan masjid kuno, gambarkan harmoni budaya.

Untuk itu, arsitektur candi dan lingkungannya tawarkan wawasan mendalam tentang sejarah Priangan. Dengan demikian, situs ini jadi daya tarik wisata edukasi.

Aktivitas Wisata dan Budaya

Pengunjung bisa jelajahi candi dan arca Siwa untuk pelajari sejarah Hindu, atau kunjungi Kampung Pulo untuk lihat tradisi seperti tenun ikat dan seni calung. Sebagai tambahan, berfoto di tepi danau dengan latar candi ciptakan momen indah. Untuk petualang, trekking ke Bukit Gede atau memancing di Situ Cangkuang tambah keseruan.

Oleh karena itu, destinasi ini cocok untuk wisata budaya dan alam. Dengan demikian, pengalaman di sini akan lengkap dan berkesan.

Tips Mengunjungi Candi

Kunjungi candi ini saat musim kering (Mei-Oktober) untuk kondisi danau yang tenang. Bawa topi, tabir surya, dan air minum karena cuaca Garut bisa panas. Tiket masuk Rp10.000, plus biaya rakit Rp5.000-10.000. Sebagai tips, hormati adat lokal dengan minta izin saat foto di Kampung Pulo.

Dari Bandung, perjalanan 2 jam via mobil ke Leles, atau naik angkot dari Terminal Garut. Untuk itu, datang pagi untuk suasana sepi dan nyaman.

Kesimpulan

Candi Cangkuang adalah situs Hindu unik di tengah Situ Cangkuang, Garut, yang padukan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Akses via rakit bambu dan kunjungan ke Kampung Pulo beri pengalaman autentik. Oleh karena itu, rencanakan kunjungan untuk saksikan warisan sejarah Priangan—destinasi ini wajib masuk daftar wisata Anda!